Lingkungan Penyelaman
Medan
Penyelaman
Mengadakan
suatu kegiatan penyelaman disuatu daerah memerlukan pengenalan tehadap medan
penyelaman. Untuk itu sebelumnya diadakan survei di daerah itu dengan melihat
perubahan cuaca alam dengan membaca buku/daftar yang dikeluarkan BMG. Informasi
dari penduduk setempatpun akan membantu survey tersebut dengan dengan demikian
penyelaman aman dan nyaman.
Penyelaman
Pantai
Untuk
melaksanakan penyelaman pantai membutuhkan teknik entry yang harus dilaksanakan
agar penyelaman dapan terlaksana dengan aman, nyaman, dan selamat. Untuk itu
perlu diperhatikan keadaan pantai saat penyelaman yaitu:
Tikar
alas
Peralatan
selam yang disiapkan untuk penyelaman harus dihindarkan dari berbagai kotoran.
Untuk itu diperlukan suatu peralatan tambahan tikar alas untuk menempatkan
peralatan yang digunakan.
Alas
yang diletakkan di tanah merupakan sarana yang baik untuk meletakkan tas perlengkapan
dan jika terpaksa harus memakai pakaian selam di pantai pasir yang basah. Alas
ini dapat berupa terpal dari bahan ringan dengan ukuran kira-kira 4 x 5 feet.
Setelah selesai digunakan alat ini dapat dengan mudah dilipat dan disimpan
dalam tas.
Letakkan
perlengkapan yang berat dekat dengan tepian air, tapi jauh dari garis batas
pencapaian ombak, siapkanlah peralatan hingga siap pakai.
Apungan
(Float).
Peralatan
tambahan untuk keamanan penyelam di medan yang bergelombang adalah float yang
diikat dengan tali yang dipegang penyelam. Jangan berusaha menaikinya, kecuali
air sudah tenang. Teknik entry melewati garis gelombang, untuk kembali ke
pantai, float harus di dorong di depan penyelam melewati garis gelombang.
Navigasi
Keterampilan
bernavigasi dalam air sangat diperlukan bagi penyelam, dan merupakan bagian
perencanaan penyelaman.
Bentuk
Landas
Pengamatan
bentuk landas di daerah penyelaman akan membantu penyelam dalam bernavigasi di
dalam air.
Kerutan
Pada Landas
Apabila
landas yang berpasir akan terdapat kerutan pada landas, hal ini menandakan
daerah tersebut dekat pantai, kerutan itu terbentuk karena arus yang menuju
pantai.
Navigasi
Jarak Jauh (ETA)
Untuk
dapat bernavigasi di dalam air dengan jarak yang jauh diperlukan peralatan
yaitu kompas. Seorang penyelam harus mahir di dalam air memakai kompas, dengan
alat ini seorang penyelam dalam menuju sasaran akan lebih efektif dan efisien.
Jika
menggunakan kompas sebaiknya menyelam menyusuri dasar dan terus menuju ke
kedalaman. Menyusuri dasar yang landai untuk memudahkan usaha equalizing,
dibandingkan menukik turun ke kedalaman dengan mengalami perubahan tekanan air
dengan cepat. Mengendalikan arah di bawah air adalah hal yang amat penting,
kompas digunakan untuk menentukan arah dari dan ke pantai, sehingga menghindari
setiap kali muncul ke permukaan air untuk mengecek arah. Letakkan kompas di
muka sedatar mungkin jika mengecek arah. Jarum kompas datar dipengaruhi oleh
kumpulan logam, maka jangan menggunakan kompas terlalu dekat dengan tabung
buddy. Jarak kompas tidak terpengaruh oleh logam adalah minimum 2-3 feet.
Deviasi (kesalahan) kompas dapat terjadi, hal ini tergantung dari kekuatan
magnetis dari jarum kompas itu sendiri. Tabung Scuba yang terbuat dari
aluminium tidak mempengaruhi kompas.
Ada
3 jenis kompas yang digunak an untuk navigasi:
Dome
Type
Merupakan
kompas yang penunjuk arahnya menghadap terdekat kepada penyelam.
Flat
atau Horizontal Type
Kompas
yang mempunyai jarum petunjuk arah utara, dibac a melintasi muka kompas dan
juga dilengkapi dengan "garis bidik lurus" yang digunakan untuk
mengendalikan arah dengan cara mempertahankan jarum kompas tetap menunjukkan
pada arah kompas yang dituju.
Kompas
dengan Rotating Bezel
Jenis
ini merupakan kompas yang paling efisien untuk navigasi karena dilengkapi
dengan lingkaran tepi yang dapat diputar (rotating bezel). Lingkaran ini diberi
tanda dan tanda ini dapat disetel sedemikian rupa hingga ditempatkan di atas
jarum kompas sebagai pengendali arah. Setiap saat arah penyelaman dapat dicek
dengan kompas jenis ini. Dengan memutar lingkaran tepi kompas atau membalik
arah penyelaman 180o, penyelam dapat berenang kembali pada starting point
semula. Sudut tubuh merupakan faktor terpenting. Berenanglah selurus mungkin
jika menggunakan kompas yang dipakai di pergelangan tangan.
Selain
dengan kompas navigasi dapat dilakukan dengan melihat bentuk dasar laut.
Gelombang
dan Ombak
Menyelam
pada saat gelombang besar sangat membahayakan penyelam dan membuat jarak
pandangan buruk. Untuk itu jangan menyelam saat gelombang besar. Bila menyelam
di medan ini harus mengamati tinggi gelombang dan frekuensi ombak. Ombak yang
disebabkan angin laut bergerak beralun-alun ke arah pantai. Di perairan yang
dangkal ombak menjadi curam, ketinggiannya sama dengan daratan.
Rangkaian
gelombang dapat terdiri dari 3-4 ombak normal yang disusul ombak yang besar.
Ombak yang lebih besar ini merayap lebih jauh ke pantai dan mengalir kembali ke
laut dengan daya yang lebih besar pula. Gelombang besar pertama dapat
menimbulkan gelombang besar 1 atau 2. Gelombang pecah dipantai menunjukkan
kedangkalan air di lokasi itu. Memilih waktu yang tepat adalah unsur terpenting
dalam teknik entry medan gelombang dan ombak.
Aliran
air kembali kelaut akibat dari gelombang yang memecah pantai disebut undertow,
alirannya kembali kelau dengan jarak pendek dan melalui bawah gelombang yang
sedang menuju pantai. Pantai yang curam memiliki undertow yang besar. Undertow
dapat dengan mudah menjatuhkan penyelam yang membawa peralatan berat.
Foot
Pocket Fins dengan mudah dapat terlepas di dalam undertow jika penyelam berdiri
lama di garis gelombang (Surf line). Gunakanlah Heel Strap Retainer (Ikat Tumit
Khusus) untuk mencegah Fins jenis ini terlepas.
Teknik
Masuk (Entry)
Daerah
Berpasir
Untuk
memulai penyelaman di daerah berpasir adalah dengan tenang masuk air dengan
berpegangan tangan (buddy) untuk menjaga keseimbangan, jalan dengan mundur.
Setelah air sedalam lutut balikkan badan, tengkurap dan bersama-sama
snorkeling.
Untuk
laut yang bergelombang tentukan waktu yang tepat saat masuk air, jangan
berhenti di daerah garis gelombang, sekali jalan tetap jalan, masuk air diawali
oleh satu penyelam dengan diawasi buddynya, memperhatikan buddy yang entry
untuk dapat memberi bantuan yang diperlukan.
Daerah
Berbatu-Batu
Pemakaian
boots merupakan keharusan apabila medan penyelaman berbatu, hal ini untuk
menghindari terlukanya kaki dari batu tajam & renik hewan laut. Pemakaian
sarung tangan diperlukan juga. Di daerah yang berbatu yang dekat dengan tepian
air biasa ditumbuhi tumbuhan dan alga sehingga licin. Berhati-hatilah jika
terdapat tumbuhan dikedalaman yang dangkal. Berenang lebih dahulu diatasnya,
lakukan dengan santai untuk menghindari tersangkut tanaman.
Arus
Arus
Pararel dengan Pantai
Angin
yang bertiup pada suatu sudut pantai atau bertiup ke arah laut mengakibatkan
air bergerak pararel menyusuri garis pantai, ini disamakan dengan pararel
dengan garis pantai (longshore curcent).
Seorang
penyelam harus mewaspadai arus tersebut dengan mengusahakan selalu
memakai penyelaman pada hulu arus. Dengan demikian penyelam dapat terbawa arus
dengan santai, ketitik muncul (exit).
Arus
Celah
Merupakan
arus kencang, dan disebabkan karena terbentuk semacam celah, bagaikan sungai
yang mengalir ke laut yang disebabkan balikan gelombang besar. Serta dapat
disebabkan karena pantai terdapat daerah yang rendah yang membuat air kembali
ke laut.
Pada
daerah arus biasanya keruh/berlumpur, hindari menyelam di tempat tersebut, bila
terperangkap arus ini, berenanglah pararel dengan santai hingga terasa bebas,
atau membiarkan hanyut sampai terbebas dari arus tersebut. Biasanya pada jarak
100 yard arus tersebut menghilang.
Di
beberapa daerah karang dan batu-batu dapat timbul arus celah alamiah (Natural
Rip Current), arus tersebut timbul diantara (crevice) & formasi landas
serta saluran yang menembusi karang, arus ini berubah tergantung pasang surut.
Arus
Pasang
Pasang
surut di daerah tertentu merupakan peranan penting terhadap arus dan kejernihan
air. Biasanya pada saat pasang air akan lebih jernih. Pasang surut di belahan
bumi bagian barat pergantiannya terjadi tiap 6 jam, didasarkan pada putaran
bumi dan bulan.
Kira-kira
setiap 2 minggu sekali yaitu saat terbit bulan berada di dekat bumi, maka
terjadi perubahan lebih besar pada pasang surut, berakibat gelombang yang
besar. Dalam periode sebaliknya, karena pengaruh gaya tarik-menarik bulan
berkurang pada pasang surut, dinamakan pasang mati reda (neap tide) dan saat
inilah terbaik untuk menyelam.
Termocline
Perbedaan
suhu antara permukaan laut dan di dalam air sangat berpengaruh terhadap
tubuh penyelam. Di dalam air terdapat lapisan air yang berbeda suhunya disebut
termocline. Semakin dalam menyelam akan semakin dingin, flora dan fauna
berkurang untuk itu diperlukan pemilihan pakaian pelindung yang sesuai.
Teknik
Keluar (Exit)
Daerah
Berpasir
Ketepatan
memilih waktu (timing) merupakan faktor yang penting baik untuk entry atau
exit. Berenang di bawah air lebih efektif daripada snorkeling di permukaan.
Perhatikan hempasan ombak dan gelombak dan selalu membiarkannya, jangan
sekali-kali menentang. Setelah mendarat, secepatnya bergerak di luar batas air,
bahkan lebih baik lebih jauh dari pantai karena kemungkinan gelombang yang
berikut akan lebih besar datangnya dan berkemas ke tempat yang aman.
Daerah
Berbatu-Batu
Tekniknya
tidak jauh seperti daerah berpasir, ketenangan merupakan hal yang menentukan.
Ikuti hempasan dan bertahan dengan berpegang apa saja di dasar laut (bottom
holding), untuk menunggu saat exit yang tepat.
Penyelaman
Tengah Laut
Kondisi
di tengah laut berbeda dengan pantai, ombaknya cenderung merata dan tidak
bergerak ke arah tertentu saja. Dasarnya cukup dalam sehingga bisa membuat
penyelam lebih mudah melakukan entry.
Boat
Perahu
merupakan kebutuhan mutlak dalam penyelaman di tengah laut karena kondisi medan
jauh dari daratan.
Teknik
Entry
Timing
merupakan faktor utama untuk entry. Perhatikan arah gelombang dan pergerakan
kapal sebelum entry. Jangan ragu-ragu waktu masuk ke dalam air. Caranya akan
dibahas di teknik scuba diving.
Teknik
Exit
Timing
juga merupakan faktor utama. Yang harus diperhatikan adalah arus gelombang yang
dapat mempengaruhi bergeraknya penyelam dan boat. Untuk itu penyelam harus
mendekati boat dan kemudian berusaha mencapainya. Jangan melewati daerah
belakang boat karena baling-baling kapal cukup tajam. Caranya akan dibahas di
teknik scuba diving.
Penyelaman
Air Tawar
Berbeda
dengan air laut, air tawar memberikan gaya apung lebih sedikit sehingga
penyelam harus menyesuaikan boyancy. Jika di danau yang tidak terlalu luas,
biasanya jarang terdapat gelombang. Sungai yang alirannya deras sangat
berbahaya dan memerlukan peralatan dan teknik selam khusus. Arus sungai yang tidak
berbatu biasanya paling kuat di daerah tengah, sehingga penyelam rawan terbawa
arus.
Boat
Tergantung
kondisi perairan, semakin jauh dari daratan maka sebaiknya gunakan boat.
Teknik
Entry
Jika
medan penyelaman berupa danau teknik entry bisa sama dengan penyelaman tengah
laut bila penyelaman langsung dilakukan di tengah. Jika dimulai dari tepi bisa
sama dengan di daerah pantai. Pada sungai dengan arus deras harus dilakukan
secara perlahan, yang paling baik melalui daerah pinggir karena arus cenderung
pelan.
Teknik
Exit
Sangat
sulit jika terkena arus di sungai. Tapi jika memakai peralatan khusus seperti
tali pemandu akan lebih mudah. Jangan berusaha melawan arus, tapi berusaha
bergerak ke arah tepi sehingga mudah keluar dari dalam air.
Cuaca
Penyelaman
Demi
keselamatan penyelaman, maka penyelam harus mengetahui kondisi dan ramalan
cuaca yang akan terjadi pada saat penyelaman. Untuk di Indonesia, situs BMG
menyediakan data-data mengenai cuaca di beberapa kota. Bisa juga menghubungi
penduduk lokal setempat.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi cuaca yaitu sinar matahari, komposisi atmosfer terutama
penguapan air, dan topografi daratan.
Awan
Awan
terbentuk dari penguapan air dan terkumpul di atmosfer. Kabut merupakan jenis
awan yang paling rendah.
Setiap
penyelam harus mengetahui jenis-jenis awan karena masing-masing jenis
menggambarkan keadaan cuaca. Awan terbagi menjadi empat berdasarkan tinggi,
bentuk, dan prespitasi (terbentuknya butir air).
- High clouds. Yaitu awan
yang tinggi dimana terbentuk diatas 6000 m (20000 feet) dinamakan cirrus.
Karena suhu diatas sangat dingin, air yang ada di awan biasanya berbentuk
es. Ada 3 bentuknya yaitu cirrus yaitu cirrus, cirrocumulus, dan
cirrostratus. Bentuknya tipis.
- Middle clouds. Terletak di
ketinggian 2000-7000 m (6500 -25000 feet). Mempunyai prefiks alto-.
Bentuknya yaitu altocumulus dan altostratus.
- Low clouds. Terletak di
ketinggian dibawah 2000 m (6500 feet). Karena letaknya rendah, maka air
dalam awan ini dalam bentuk butiran-butiran, tapi jika cuaca sangat dingin
dapat terbentuk es dan salju. Mempunyai prefiks strato- atau suffiks
?stratus. Terdiri dari nimbostratus, stratocumulus, dan stratus.
Ada
juga awan yang berkembang secara vertikal, dari ketinggian rendah sampai tinggi
(500-18200 m [1600-60000 feet]) yang disebut kumulus. Awan kumulus ini
berkembang dari mulai cumulus congestus, sampai dengan yang paling besar yaitu
cumulonimbus.
Awan
yang mempunyai prefiks nimbo- atau suffiks ?nimbus berarti awan itu berkaitan
dengan presipitasi yang dapat mendatangkan hujan. Yang dapat menyebabkan badai
besar yaitu awan cumulonimbus.
Berikut
ini beberapa tips cuaca dengan melihat awan dan angin:
- Langit biru dengan awan cirrus,
dengan awan kumulus kecil-kecil, angin lambat sampai sedang, dan awan
terlihat tetap dan sedikit turun menandakan cuaca yang bagus.
- Tumpukan awan rendah (cirrus
diikuti cirrostratus, altostratus, dan nimbostratus), suhu meningkat,
disertai angin yang berhembus dari tenggara atau selatan, dan awan
kemudian terlihat naik, menandakan badai/hujan.
- Awan kumulus kongestus, yang
kemudian bergabung menjadi kumulonimbus, dan disertai dengan angin dingin,
maka ini menandakan badai yang besar.
Angin
Angin
merupakan pergerakan udara yang bergerak dari tempat tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Tempat dengan tekanan tinggi biasanya bersuhu dingin, begitu pula
sebaliknya.
Di
pantai terdapat dua arah angin yang gerakannya menetap.
Pada
siang hari, daratan lebih cepat panas daripada air sehingga diatas daratan
tekanan udara cenderung negatif, maka udara bergerak dari lautan ke darat
sehingga disebut angin laut.
Pada
malam hari, laut lambat mengeluarkan panas daripada daratan. Diatas laut
tekanan udara cenderung negatif, sehingga udara mengalir dari darat ke laut
sehingga disebut angin darat.
Bagi
penyelam hal ini sangat penting terutama saat menggunakan perahu layar atau
saat survival.
Badai
Badai
yang terjadi tengah laut, dapat berakibat lautan mengganas, untuk itu
waspadailah terhadap cuaca di daerah penyelaman tersebut. Ciri-ciri akan
terjadi badai adalah adanya awan cumulonimbus yang besar dan bergerak ke arah
kita.
Flora
dan Fauna Laut
Sekitar
2/3 luas bumi adalah laut. Laut memiliki kedalaman rata-rata 3 km. Yang paling
dalam adalah laut barat samudra pasifik dengan kedalaman 11 km.
Air
laut memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang berbeda denga air tawar. Ini
dikarenakan berbedanya komposisi zat di dalam air. Garam dalam air laut sekitar
3.2%- 3.5%.
Berdasarkan
tembus tidaknya cahaya matahari, laut dibagi menjadi dua zona. Zona fotik yang
masih dapat ditembus cahaya dan fotosintesis masih dapat terjadi. Zona fotik
biasanya hanya beberapa ratus meter dari permukaan. Zona yang tidak tembus
cahaya di sebut zona afotik (abissal).
Para
ahli ekologi membagi laut menjadi tiga zona berdasarkan dengan lempeng benua
menjadi:
Zona
Intertidal
Yaitu
bagian pasang surut, dimana bagian ini secara periodik terisi oleh air pada
saat pasang. Biasanya pada pesisir pantai. Organisme yang sering terdapat pada
zona ini biasanya alga, anemon laut, kepiting, kerang, ikan kecil, bulu babi
dan bintang laut.
Zona
Neritik
Dari
zona intertidal ke lempeng benua disebut zona neritik. Zona neritik ini kaya
dengan plankton (mikrorganisme yang mengapung dan terbawa arus). Pada bagian
ini banyak terdapat terumbu karang. Pada bagian ini terdapat berbagai jenis
ikan, penyu, anemon, dll.
Zona
Samudra
Merupakan
samudra yang dalam dan luas. Walaupun diatasnya masih tertembus cahaya matahari
namun kadar nutrisi bagi mahkluk hidup sangat rendah. Namun karena sangat luas,
maka produktivitas sangat tinggi dibanding zona neritik. Pada permukaanya
terdapat plankton. Ikan di zona ini biasanya besar seperti paus.
Berdasarkan
dekat tidaknya dasar laut maka laut dibagi menjadi:
Zona
Bentik
Merupakan
bagian dasar laut, biasanya berupa lumpur yang tebal yang terdiri dari partikel
halus yang berkumpul. Pada laut dalam zona ini bertekanan tinggi, gelap dan
sangat dingin. Pada laut yang tidak dalam dihuni oleh binatang yang tidak dapat
bergerak ke permukaan seperti kepiting, siput, kerang, dan cacing laut.
Zona
Pelagik
Zona
pelagik yaitu daerah yang terletak antara zona bentik dan permukaan. Pada
permukaan terdapat plankton dan di dalamnya terdapat hewan yang dapat bergerak
bebas di dalam air seperti ikan, penyu, cumi-cumi, dan mamalia laut.
Mikroba
Laut
Air
laut memberikan lingkungan yang menyediakan garam untuk mikroba. Air yang
dangkal dan bergerak memberikan nutrisi yang banyak bagi mikroba daripada laut
terbuka. Sedangkan di laut terbuka, konsentrasi mikroba terbanyak di bagian
termocline. Mikroba di laut banyak terdapat di permukaan dan di bagian dasar,
terutama pada bagian berlumpur. Sinar matahari berpengaruh terhadap
pertumbuhan.
Berikut
ini beberapa mikroba yang berbahaya yang ada di laut:
Mycobacterium
marinum
Merupakan
penyebab tuberkulosis kulit pada orang yang terpapar di kulit. Menyukai sinar
matahari dan tumbuh optimal pada suhu 32 oC. Setelah menempel di kulit akan
menyebabkan luka setelah 2-8 minggu.
Golongan
Pseudomonas
Biasanya
menginfeksi luka sehingga luka bernanah dan berbau busuk. Luka yang terinfeksi
biasanya luka tertutup dan dasar lukanya jauh dari udara seperti luka tusukan.
Genus
Vibrio
Dapat
menyebabkan sakit pada saluran pencernaan dan infeksi luka terutama pada orang
dengan ketahanan tubuh kurang. Pada saluran pencernaan biasanya terjadi karena
memakan ikan, kerang, udang yang sudah terkontaminasi dengan bakteri ini.
Yang
harus di perhatikan pada penyelam adalah jika terdapat luka pada bagian tubuh
harus dijaga kebersihannya, lebih baik jangan menyelam jika luka sangat
lebar/dalam. Jika sesudah menyelam luka bertambah sakit segera ke dokter. Hindari
menyelam di air laut yang banyak polusi.
Flora
Laut yang Berbahaya
Ganggang
laut dapat menyebabkan iritasi kulit apabila kita memegang atau terkena di
kulit tubuh. Ada sekitar 25000 jenis ganggang. Bentuk, warna, dan ukuran
bermacam-macam. Ada yang hanya satu sel (seperti diatom 1 ¥Ã¬m) sampai dalam
bentuk tanaman (100 m). Ganggang sangat adaptif terhadap lingkungan. Walaupun
cahaya matahari hanya dapat tembus sampai kedalaman 900 feet, tapi ganggang
laut dapat ditemukan sampai kedalaman 12000 feet.
Berikut
ini jenis ganggang yang dapat menyebabkan masalah pada tubuh manusia:
Microcoleus
lyngbyaceus
Merupakan
ganggang hijau biru, yang mempunyai toksin lyngbyatoxin A. Yang beracun
biasanya berwarna hijau gelap, dan mempenyai benang-benang halus. Ganggang ini
terdapat di samudra pasifik, india, dan laut karibia. Penyelam biasanya terkena
ini pada saat menyelam di air yang telah dicemari ganggang ini kemudian tidak
melepaskan bajunya dalam waktu lama. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan
kemerahan di sekitar kulit dan melepuh.
Pencegahannya
yaitu dengan selalu mencuci tubuh, pakaian selam, dan peralatan yang kontak
dengan kulit menggunakan air sabun. Hindari penyelaman jika terdapat ganggang
ini.
Sargassum
natans
Sebenarnya
tidak berbahaya, namun bisa menimbulkan reaksi alergi berupa gatal-gatal dan
kemerahan pada kulit jika menempel cukup lama.
Fauna
Laut yang Menyengat (Berbisa)
Jenis
binatang ini cukup banyak jumlahnya dan bila menyengat akan mengeluarkan bisa.
Bentuknya ada yang kecil dan transparan sehingga tidak terlihat di air. Akibat
yang ditimbulkan oleh binatang ini dari ringan sampai pada kematian,
diantaranya adalah:
Ubur-Ubur
Banyak
jenis ubur-ubur yang terdapat di laut tapi jenis yang berbahaya adalah Sea Wasp
(Chironex fleckeri), bentuknya mempunyai sungut panjang dan tidak hampir tak
terlihat dalam air. Ubur-ubur ini karnivora dengan diameter 2-30 cm dan banyak
terdapat di air dangkal. Musim banyak ubur berkisar antara 1 Oktober- 31 Mei.
Banyak terdapat di Indonesia, Malaysia dan Australia Utara. Bila menyentuh
korban akan mengeluarkan sengatan berbisa. Merupakan hewan yang rapuh dan
fotosensitif sehingga jika cahaya terang akan tenggelam. Biasanya muncul pada
pagi, sore dan malam hari. Bergerak aktif dengan pelan dengan kecepatan 2 knot.
Ubur-ubur dewasa mempunyai 15-60 tentakel.
Pencegahannya
adalah jangan melakukan penyelaman di musim binatang ini banyak terdapat.
Pemakaian pakaian selam dapat mencegah dari sengatan Sea Wasp dan sekarang
masih diteliti vaksin agar dapat kebal terhadap sengatan.
Portugese
Man of War
Jenis ubur-ubur lain yang berbahaya
adalah Potugese Man of War (Physalia physalis) dan banyak terdapat di
daerah tropis. Bentuknya terdapat apungan yang berisi gas (nitrogen dan karbon
monoksida) yang berwarna kebiru-biruan serta diatasnya terdapat semacam jambul
menyerupai layar, belalainya dapat mencapai 15 meter.
Binatang
ini adalah jenis yang mengapung dan hanyut mengikuti arus air ataupun angin yang
berhembus. Walaupun binatang ini mirip ubur-ubur namun dikelompokkan sebagai
Hydrozoid yang sama dengan karang api. Karena sengatannya hebat maka hindari
melihat binatang ini.
Pengobatan
dari 2 jenis ubur-ubur tersebut adalah:
- Bersihkan dengan air laut,
jangan menggunakan air tawar.Hindari korban dari bahaya berikutnya,
misalnya berusaha melepas tentakel yang melekat.
- Tuangkan spritus, alkohol, atau
cuka di tempat yang tersengat atau seluru bagian yang terkena. Ambil
tentakel yang tertinggal dengan memakai tangan yang dilapisi sarung. Bisa
juga mengunakan bedak, debu, gula, dsb. Jangan mengenai bagian yang lain
karena masih dapat mengeluarkan bisa. Jangan menggunakan handuk dan
pakaian.
- Bila penderita pingsan lakukan
tindakan resusitasi.
- Cepat evakuasi ke layanan
kesehatan terdekat untuk mendapatkan suntikan venom
Gurita
(Octopus) dan Cumi-cumi
Biasanya
tidak berbahaya. Binatang ini banyak terdapat di celah-celah karang di tepi
pantai, mempunyai sifat ingin tahu tetapi tidak bahaya. Bila diganggu akan
megeluarkan cincin yang berwarna biru pada permukaanya dan dapat melukai karena
gigitan serta mengeluarkan racun yang mengakibatkan kelumpuhan. Hindari
mengusik gurita.
Gigitan
biasanya terjadi pada tangan atau lengan. Pengibatan karena tersengat binatang
ini maka adakan pemasangan torniquet lebar dan cari tempat gigitan dan sayat
tempat tersebut. Hindari memegang binatang ini tanpa bantuan alat. Bila
kesulitan bernapas lakukan pernapasan buatan. Selama 16-12 jam biasanya korban
akan sembuh.
Hindari
memegang gurita kecil tanpa sarung tangan. Jangan memegang atau memberi
tumpangan pada gurita di lengan, bahu, atau di belakang.
Kerang
Beracun (Cone Shell)/Kerang Batik Kerucut
Ada
sekitar 300 jenis kerang beracun. Kebanyakan merupakan karnivora. Bila
menemukan kerang tersebut biasanya tertarik untuk mengambilnya, banyak dari
jenis kerang ini berbentuk indah dan menarik. Bila memegang hindari persentuhan
dengan bagian yang lunak karena rumah kerang terdapat binatang yang
mengeluarkan racun dengan alat pengeluar racun.
Biasanya
tersengat di tangan atau kaki. Lukanya seperti luka tersengat tawon, diikuti
rasa sakit seperti terbakar. Gejala tersengat kerang hanya 6 jam, bila pada
jangka waktu tersebut tidak ada kelainan maka korban akan sembuh. Permulaannya
merasakan tebal dan tertusuk-tusuk, sering terjadi kelumpuhan otot lokal bahkan
bisa meluas ke organ-organ yang penting dan terhentinya pernapasan serta
meninggal.
Pengobatannya
adalah dengan membatasi penyebaran racun/bisa di dalam darah dengan memasang
torniquet antara luka dan tubuh, kemudian sayat di daerah luka untuk
mengeluarkan bisanya. Lakukan tindakan resusitasi jika penderita pingsan.
Hindari
memegang kerang tanpa sarung tangan khusus/dilapisi metal. Jika ada bagian
kerang keluar lebih baik jangan dipegang. Jika kerang harus dibawa, pegang di
bagian belakang yang keras dan masukkan dalam toples. Jangan masukkan ke dalam
kantong pakaian, kantong wet suit atau kantong BC.
Ular
Laut
Ular
laut banyak terdapat di daerah tropis dan panas yaitu Samudara India dan
Samudra Pasifik, dari Asia Selatan, kepulauan Indonesia dan Malaysia. Panjang
rata-rata 0,9- 1,2 m tapi dapat mencapai 2,7 m. Dengan satu paru, ular ini
dapat menyelam 100 m dan menahan napas selam 2 jam. Bedanya dengan belut laut
yaitu dengan adanya sisik pada kulitnya. Ular laut sangat jinak dan melarikan
diri jika didekati, namun jika memegangnya akan berakibat fatal. Pada musim
kawin, ular jantan akan mengganas.
Walaupun
sangat beracun ular laut jarang mematikan. Serangan ular laut semacam
penyelidikan dari ular tersebut. Serangan yang menggigit jarang terjadi. Gigitan
ular dapat terjadi pada saat kita memegangnya atau pada saat menginjak ular di
dalam air.
Gejala
terjadi dalam waktu 20 menit sampai beberapa jam setelah gigitan terjadi,
sering terjadi kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontaraksi otot disertai
disertai kelemahan, kelumpuhan otot menyebar ke tubuh yang menyebabkan sukar
bernapas. Jika bisa, ular laut yang menggigit ditangkap untuk diidentifikasi
jika tidak diketahui jenisnya.
Pengobatan
sama dengan tersengat kerang beracun. Untuk mencegah pakai pakaian selam dan
bila menjumpainya jangan panik. Hindari daerah yang terdapat ular lautnya.
Ulat
Bulu Laut
Sebenarnya
adalah golongan cacing laut yang bersegmen (Annelida). Bentuknya seperti ulat
dan berada di dasar laut bergerak merayap. Terdapat pada zona tidal sampai
kedalaman 5000 m. Mempunyai kaki semu, dan diatasnya terdapat duri-duri halus
yang akan dilepaskan sebagai pertahanan diri. Bila bulu halus menembus kulit
maka susah untuk dilepaskan.
Gejala
terkena sengatan tusukan adalah rasa panas, kemudian tempat yang terkena
berwarna merah, dan terasa gatal disertai bengkak. Biasanya terkena pada tangan
dan kaki.
Jika
terkena, segera naik dan jangan panik. Jangan pernah menggaruk karena akan
menyebabkan duri patah dan susah diambil. Bila ingin melepaskan gunakan pinset.
Hati-hati
memegang karang dan dasar laut. Jangan pernah memegang walaupun menggunakan
sarung tangan.
Ikan
Batu (Stone Fish)
Ikan
batu adalah ikan ajaib yang dapat menyamar menyerupai karang, tulang
belakangnya keras dapat menyuntikkan racun hingga menembus kulit korban. Hidup
di daerah berkarang.
Gejala
umumnya berupa nyeri hebat di sekitar luka, peradangan pada jaringan serta
shock atau gangguan pernapasan. Koma dan kematian dapat terjadi, tapi jarang.
Pengobatannya
adalah dengan memasang ligatur lebar di atas luka, rasa sakit dapat dikurangi
dengan menyuntikan zat anastesi lokal pada sekitar kulit yang luka, bila tidak
ada obat tersebut rendam seluruh anggota yang luka dalam air hangat (45 oC)
selama 30 menit.
Jangan
memegang ikan batu dan memakai sepatu. Berhati-hati jika menyentuh karang.
Scorpion,
Zebra, Lion Fish
Zebra
(lion) fish adalah ikan yang indah dan biasanya berada di dekat karang dan
biasa berenang berpasangan atau sendiri.
Scorpion
fish hidup di air dangkal dalam karang, jarang bergerak, bersembunyi dalam
karang, lumpur atau pasir. Pada kulitnya sering ditumbuhi alga dan dapat tumbuh
15-20 cm.
Sengatan
biasanya terjadi pada saat berjalan di dalam air atau pada saat memegang ikan.
Sengatan lionfish lebih ringan dibandingkan scorpion fish. Yang paling parah
adalah sengatan ikan batu.
Jika
terkena duri, gejala hampir sama dengan terkena sengatan ikan batu namun lebih
ringan. Bersihkan bekas duri yang melekat dengan pingset, cuci dengan air
bersih dan dikompres dengan air hangat.
Hati-hati
berdiri di karang, jangan memegang karang jika air laut sangat keruh. Pastikan
yang apa yang kita pegang sebelum memegangnya. Jangan memegang ikan yang
berduri.
Bulu
Babi
Berbentuk
telur bulat dan dikelilingi duri. Bulu babi terdapat pada gugusan karang, celah
karang dan bebatuan. Merupakan hewan nokturnal omnivora biasanya memakan alga
dan koral, dan dapat ditemukan di dekat pantai sampai kedalaman. Beberapa
spesies mempunyai gonad yang enak dimakan.
Pada
umumnya jenis bulu babi yang di pantai mempunyai duri yang mudah patah, bila
menusuk penyelam duri yang patah terbenam di kulit. Biasanya terjadi pada saat
penyelam sedang berjalan/ berdiri di malam hari saat penyelaman malam. Dapat
juga terjadi saat mencoba memegang.
Pada
saat tertusuk akan terasa sakit dengan rasa terbakar, kemudian diikuti dengan
sakit pada otot sekitar, kemerahan dan bengkak.
Pengobatan
tertusuk bulu babi dapat dikeluarkan durinya dengan penjepit (pinset), kemudian
oleskan antiseptik jika duri tidak dapat dikeluarkan maka hancurkan durinya
dengan memukulkan benda/batu di tempat yang luka dan biasanya duri akan melarut
dengan sendirinya.
Hati-hati
melewati perairan yang banyak bulu babi. Jangan berusaha memegang.
Ikan
Pari (Sting Ray)
Terdapat
pada daerah tropis, subtropis, dan perairan yang hangat. Biasanya pada daerah
yang dangkal dan berpasir, muara sungai, dan pantai, tapi dapat juga masuk ke
dalam air payau bahkan air tawar. Walaupun terdapat pada kedalaman air
dangkal, satu spesies ray yang hidup di laut dalam telah ditemukan.
Binatang ini mempunyai duri cambuk yang bergerigi, duri itu mempunyai racun dan
bisa dan durinya tersebunyi di dalam sangkur berwarna coklat dan merupakan
pertahanan dirinya. Durinya dapat menembus wetsuit, boot, bahkan perahu
kayu.
Sengatan
biasanya terjadi pada saat memegang, bersinggungan, atau sedang berjalan di air
dangkal. Pada saat tertusuk akan menimbulkan luka tusukan, rasa sakit dan
pendarahan. Rasa sakit akan naik keatas dan memuncak 30-90 menit dan bertahan
sampai 48 jam.
Gejala
lain yaitu mual, muntah, banyak berkeringat, diare, dan shock akibat kekurangan
darah. Dapat juga terjadi lumpuh otot karena rasa sakit yang dialami.
Pengobatan
akibat tertusuk duri ikan pari adalah mencuci luka dengan air, keluarkan durinya/bagian
sangkur yang tertinggal di luka. Berikan kompres hangat > 50 oC di atas luka
selama 30-90 menit atau berikan balsem karena panas menghancurkan bisanya.
Segera ke layanan kesehatan terdekat.
Bila
melewati daerah yang terdapat ikan pari, berjalanlah sambil menggeserkan
fins/kaki. Gelombang tekanan dari getaran kaki akan mengusirnya dan cara
berjalan ini dinamakan The Sting Ray Shuffel.
Karang
Api
Ada
sekitar 5000 jenis karang. Yang dapat menyengat salah satunya karang api.
Beberapa karang lain dapat menyebabkan alergi pada kulit dengan gejala yang
timbul lama setelah memegang karang. Karang api berwarna merah
kecoklat-coklatan dan dapat ditemukan sampai kedalaman 1000 m.
Bila
terkena sentuhan maka akan merasakan seperti terkena api. Biasanya untuk bagian
telapak tangan/kaki tidak begitu terpengaruh terhadap karang tersebut. Bagian
yang tersengat karang api akan berbentuk putih menggelembung seperti terkena
api dan akan sembuh sendiri sekitar 2-3 minggu lamanya dan menimbulkan bekas
luka.
Identifikasi
setiap karang yang akan di pegang. Karang yang boleh dipegang adalah karang
masif (padat). Jangan memegang karang yang berongga-rongga, walaupun tidak
berbisa dapat tajam dan melukai tubuh.
Bintang
Laut
Berbentuk
bintang yang dilapisi tanduk-tanduk. Bergerak dengan lengan. Mulut berada di
bawah dan memakan bulu babi, kerang beracun, karang dan cacing. Hanya sedikit
bintang laut yang berbisa.
Hindari
memegang bintang laut tanpa sarung tangan dan jangan memegang bintang laut yang
berduri tajam.
Timun
Laut (Teripang)
Bentuk
seperti cacing, biasanya terletak di dasar pantai, merupakan makanan pemakan
sisa-sisa. Dinding tubuhnya dilapisi oleh holoturin. Holoturin banyak terkonsentrasi
sungut di bagian anus dan dikeluarkan sebagai pertahanan. Beberapa jenis lain
memakan tentakel ubur-ubur sehingga dapat mengeluarkan bisa ubur-ubur.
Bila
terkena sungut akan terjadi hal yang sama dengan karang api, awalnya akan
tampak kemerah-merahan dan sakit. Jangan pernah memegang tanpa sarung
tangan, lebih baik hindari memegang. Bila mengenai mata cepat bersihkan dengan
air mengalir, jika terasa sakit maka segera ke dokter.
Fauna
Laut yang Menyebabkan Keracunan
Binatang
jenis beracun sangat sedikit jumlahnya, tetapi dapat menimbulkan kematian dan
menimbulkan ancaman bagi manusia yang memakannya. Oleh karena itu
berhati-hatilah dalam memakan sesuatu dari laut bila belum yakin benar bahwa
makanan tersebut boleh dimakan dengan bertanya kepada penduduk. Jangan
pernah memakan langsung/mentah.
Ikan
Buntal
Ikan
ini sering menimbulkan korban bagi yang belum mengetahui. Sebenarnya dapat
dimakan asalkan ditangani dengan memperhatikan empedu dari ikan buntal tersebut
apakah sudah pecah. Karena empedu ikan ini mengandung racun yang dapat menyebar
ke seluruh tubuh bila memakan ikan buntal yang pecah empedunya.
Racun
ini berasal dari makanan ikan buntal yaitu alga yang dilapisi bakteri
Alteromonas sp. Racun ini kemudian terkumpul di hati yang dikeluarkan melalui
empedu dan gonad. Buntal betina lebih beracun dari yang jantan.
Racunnya
disebut tetrodotoxin, merupakan racun yang bekerja pada saraf tubuh manusia.
Gejalanya timbul 10 menit sampai 4 jam, tetapi biasanya 30 menit. Kematian bisa
terjadi dalam 17 menit. Keparahannya tergantung dari jumlah yang dimakan dan
variasi individu.
Gejala
awal biasanya kelumpuhan otot sekitar mulut dan lidah diikuti dengan air ludah
yang banyak, berkeringat, dan pusing. Kemudian akan timbul kelemahan di seluruh
badan yang berwal dari atas tubuh. Kematian terjadi karena kelemahan kontraksi
jantung dan otot pernapasan. 60 % korban akan meninggal. Jika sudah melewati 24
jam memiliki prognosis baik. Buntal yang paling beracun adalah buntal
maki-maki.
Kepiting
Karang
Keracunan
makanan karena kepiting banyak terjadi di kepulauan Indo-pasif. Kepiting yang
paling beracun adalah famili Xanthidae. Racun-racun pada kepiting berasal dari
makanan yang dimakan yaitu alga yang beracun atau yang terkontaminasi bakteri.
Beberapa toxin dari kepiting sama dengan ikan buntal.
Gejala
bermula 15 menit sampai beberapa jam setelah makan. Biasanya berupa mual,
muntah, diare, kelumpuhan pada anggota gerak dan mulut. Kematian dapat terjadi
jika menyerang saraf.
Kepiting
Kenari
Keracunan
kepiting kenari (Birgus latro) biasanya dengan gejala mual, muntah, sakit
kepala, menggigil, rasa pegal dan rasa lelah yang berujung kematian.
Penyu
Di
beberapa tempat penyu dapat menyebabkan keracunan, hal ini disebabkan makanan
penyu yang berupa ganggang atau ikan yang telah terkontaminasi dan beracun.
Kerang/kijing/remis
Pada
daerah tertentu beracun karena kerang memakan mikroorganisme (dinoflagellata)
yang membuat racun. Racun ini adalah saxotoxin yang larut air, dan tahan panas
sehingga tidak hancur saat dimasak. Racun ini berefek pada saraf.
Gejalanya
berlangsung dalam 30 menit yaitu rasa baal pada bibir, lidah, gusi dan
muka. Kemudian menyebar ke bawah dan diikuti dengan kelemahan otot. Dapat juga
terjadi mual, muntah, diare dan sakit perut yang bertahan beberapa jam/hari.
Fauna
Laut yang Menggigit (Menyerang)
Ikan
Hiu
Sangat
peka terhadap bau darah, bangkai, kilatan cahaya, benda berwarna, pukulan,
ledakan, dan suara yang bising. Oleh sebab itu sangat ditakuti. Gigitan hiu
sangat kuat sehingga sangat fatal.
Serangan
hiu yang terbesar terjadi di daerah laut tropis dan subtropis yaitu antara 30o
LU dan 30o LS. Kebanyakan terjadi bila suhu air lebih dari 21 o C dan biasanya
pada bulan Januari pada jam 15.00 sd 16.00, tetapi ikan hiu mencari makan pada
malam hari. Biasanya gigitan ini karena terjadi kesalahan identitas, misalnya
manusia terlihat sebagai anjing laut yang merupakan makanan hiu.
Untuk
penanganan karena gigitan hiu dilakukan sebagai berikut:
Segera lakukan tindakan resusitasi.
Hentikan perdarahan dengan balut tekan, torniquet, atau tekanan pada arteri.
Jika terdapat cairan infus di lapangan segera masukkan untuk menghindari shock.
Evakuasi ke rumah sakit.
Pencegahan
gigitan hiu:
- Hindari medan yang banyak hiu,
terutama petang dan malam hari. Gunakan pembatas/kurungan. Jaga
kewaspadaan selama penyelaman, dan hindari kumpulan ikan.
- Hindari air yang keruh,
terowongan, dan lubang pengeluaran adalah tempat yang banyak hiu besar.
- Cairan tubuh menarik hiu.
Selama menstruasi wanita sebaiknya tidak menyelam.
- Hindari memakai peralatan yang
mengkilat atau berwarna cerah. Warna orange menarik hiu, sedangkan warna
hitam kurang. Serangan juga banyak terjadi pada orang kulit putih.
- Jauhkan ikan yang telah
ditangkap, karena darahnya menarik hiu.
- Adanya lumba-lumba tidak
bertanda tidak ada hiu. Menyelam dengan waspada.
- Jika bertemu di atas air,
segera ke darat dengan tenang dan gerakan pasti, jika perlu menghadap ke
arahnya, jangan tampakkan perasaan takut. Lawan jika ia menyerang.
- Jika bertemu di dalam air,
jangan langsung ke permukaan, sebaiknya bergerak ke lebih dalam. Bergerak
ke karang dengan bagian belakang tertutupi. Melawan sangat sulit, tapi
dapat dipukul di bagian hidung dan matanya. Takuti dengan gelembung udara
yang berasal dari regulator. Atau lawan dengan bangstick (tombak) dan
pisau selam. Paling modern dengan SharkPOD yang menggunakan listrik.
Ikan
Barakuda
Ada
20 jenis barakuda. Ikan ini terdapat pada laut tropos dengan panjang dapat
mencapai 2,5 meter. Ikan ini berwarna perak kebiruan dengan ekor bentuk V.
Ikan
ini lebih ditakuti daripada ikan hiu karena merupakan perenang yang cepat dan
gesit serta ganas, mulutnya besar penuh dengan gigi yang tajam. Ikan ini
tertarik dengan segala sesuatu yang masuk dalam air terutama benda yang
berwarna.
Ikan
barakuda jarang menyerang pada penyelam di dalam air akan tetapi senang
mengikuti penyelam. Barakuda sering menyerang penyelam yang berada di
permukaan. Beda dengan gigitan hiu, gigitan barakuda berbentuk V sedangkan gigitan
hiu berebentuk kurva yang sesuai dengan rahangnya.
Barakuda
tertarik dengan keributan di dalam air dan benda yang berwarna terang. Tindakan
pencegahan dan penanganan sama dengan hiu.
Needle
Fish (Cucut)
Merupakan
ikan permukaan yang banyak di lautan tropis, berwarna perak dan bergerak cepat.
Pada cucut air tawar dapat tumbuh mencapai 2 meter. Pada bagian bibir terdapat
duri yang panjang.
Biasanya
menyerang nelayan yang sedang menarik pancing yang dimakan oleh ikan dengan
terbang dan menusuk di dada, perut atau leher sehingga menyebabkan kematian.
Satu
kasus kematian pada snorkeling terjadi karena ikan cucut menusuk bagian
perut dan menembus usus.
Moray
Terdapat
pada perairan tropis dan subtropis. Ikan ini bentuknya seperti belut, panjang
dapat mencapai 3,5 meter dengan diameter 35 cm dan mempunyai komposisi gigi
yang kuat. Ikan ini sebenarnya takut pada manusia, menyerang karena
pertahanan diri karena diusik/dikagetkan. Dapat tumbuh hingga panjang 3 meter.
Ikan
moray tinggal dilubang pada celah karang. Gigitannya sangat sukar dilepaskan
sehingga luka bervariasi dari hanya tusukan atau luka terbuka. Gigitannya
biasanya di lengan dan tangan terutama pada saat mendekat pada celah-celah
karang.
Pencegahannya
dengan memakai pakaian selam agar mengurangi bahaya gigitan. Jangan mengagetkan
moray dari lubangnya.
Buaya
Air Asin
Merupakan
reptil air yang biasanya terdapat pada muara sungai di dekat pantai,
danau payau, dan hutan bakau. Yang paling ganas dari semua buaya adalah buaya
air asin Crocodilus porosus) yang agresif terhadap manusia. Buaya ini banyak
terdapat di India, Srilanka, Kepulauan Melayu, dan Australia.
Dengan
panjang 20 feet, dan berat lebih 2500 pound, buaya dapat bergerak di air dengan
kecepatan 20 mph dan menyerang di darat pada jarak pendek dengan kecepatan
15-30 mph. Buaya memiliki gigi untuk menarik makanan ke dalam air dan langsung
menelan, jika mangsa terlalu besar pada buaya air tawar akan dibusukkan
terlebih dahulu.
Biasanya
menyerang orang yang berenang, tidak diketahui apakah menyerang orang yang
sedang menyelam. Tetapi bila menyelam di dekat muara selalu waspada.
Flora
dan Fauna Air Tawar dan Rawa
Lingkungan
air tawar berbeda dengan air laut karena areanya sangat terbatas. Danau air
tawar hanya sekitar 1,8 % luas bumi. Air tawar yang bergerak (sungai, dll)
hanya 0,3 %. Lingkungan air tawar sangat berhubungan dengan kondisi daratan,
paya, dan rawa.
Berdasarkan
tembus tidaknya cahaya lingkungan air tawar dibagi menjadi.
Zona
Fotik
Yaitu
zona dimana cahaya masih dapat masuk. Disini banyak terdapat organisme yang
melakukan fotosintesis.
Zona
Afotik
Yaitu
zona tidak tertembus cahaya atau sedikit tertembus cahaya. Di bagian ini banyak
organisme yang heterotrof.
Sama
halnya dengan laut. Lingkungan air tawar dibagi berdasarkan kedalaman menjadi
tiga zona.
Zona
Litoral
Merupakan
zona dangkal di dekat pinggir kolam/danau.
Zona
Limnetik
Yaitu
zona permukaan air dalam yang dapat ditembus cahaya jauh dari tepian. Zona ini
banyak dihuni plankton.
Zona
Profundal
Zona
ini dibawah zona limnetik. Hanya sedikit yang tertembus cahaya. Pada bagian
dasar banyak terdapat hewan seperti siput dan cacing.
Mikroba
Air Tawar
Sama
berbahaya dengan air laut, air tawar juga mengandung bakteri yang berbahaya.
Pencemaran pada sungai, danau dan perairan tawar juga semakin meningkat.
Konsentrasi bakteri pada air tawar dipengaruhi cahaya, makanan bakteri, arus,
dan adanya sedimentasi.
Berikut
adalah beberapa mikroba air tawar yang berbahaya:
Aeromonas
hydrophila
Merupakan
bakteri yang menyukai air, tetapi dapat hidup di tanah. Bila luka terinfeksi
akan cepat memerah dan terasa panas. Yang berbahaya adalah bila menyebar ke
darah, tetapi ini biasa terjadi pada orang dengan kekebalan rendah.
Mycobacterium
marinum
Lihat
mikroba laut.
Amoeba
Acanthamoeba,
dan Pfiesteria piscicida, merupakan amoeba yang hidup bebas dan dapat masuk
lewat luka dan menyebar ke dalam darah, dapat juga masuk melewati hidung dan
kemudian menyebar. Jenis lain yaitu Entamoeba coli, amoeba yang menyebabkan
diare berdarah, dan disertai rasa sakit pada saat mengedan.
Hindari
menyelam di air yang polusi, atau air yang berwarna kehijau-hijauan. Jagalah
kebersihan medan penyelaman selama kegiatan menyelam.
Flora
Air Tawar yang Berbahaya
Pada
air tawar, cauca panas dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang yang cepat. Yang
berbahaya adalah ganggang hijau-biru (Cyanophyta). Racunnya akan cepat
terkumpul di air dan merupakan racun yang fatal bagi hewan yang meminum.
Spesies dari ganggang ini adalah Microcystis aeruginosa, Aphanizomenon
flos-aquae, Nodularia spumigena, Nostoc species, Oscillatoria agardhii,
Anabaena spiroides, dan Anabaena flos-aquae.
Pada
manusia biasanya menyebabkan reaksi alergi, konjungtivitis, infeksi telinga,
pembengakakan muka dan bibir, dan sakit perut.
Fauna
Air Tawar yang Menyengat (Berbisa)
Beberapa
fauna air tawar yang menyengat antara lain:
Stingray
Beberapa
spesies stingray hidup di air tawar dan sungai, terutama di benua Amerika,
Afrika, dan Indo-china. Pencegahan dan penanganannya sama dengan Stingray air
asin.
Belut
Listrik
Belut
listrik ini terdapat di daerah Amazon. Orang dapat tenggelam setelah terkena
sengatan belut ini. Menyukai daerah yang dalam. Jika jarak cukup dekat maka
bagian tubuh terasa kesemutan. Tidak ada cara menghindari sengatannya.
Ular
Ular
banyak terdapat di tepi sungai, rawa dan perairan dangkal.
Fauna
Air Tawar yang Menggigit (Menyerang)
Anakonda/Sanca
Merupakan
hewan rawa dan perairan dangkal. Sebenarnya tidak menyerang manusia jika tidak
di provokasi. Ular ini dapat tumbuh sepanjang 30 feet. Beberapa kasus pernah
dilaporkan pernah memakan wanita dan anak kecil.
Candiru
Ikannya
kecil seukuran tusuk gigi dan hidup di sungai amazon. Ikan ini dapat masuk ke
dalam uretra manusia. Pencegahannya dengan memakai pakaian yang ketat dan
menghindari kencing di dalam air. Cara mengelurakannya dengan minum teh herbal
(Genipa americana L) atau minum Vitamin C 2-5 g.
Buaya
Buaya
dapat menyerang di baik dipermukaan maupun di dalam air ketika menyelam.
Gunakan kurungan besi untuk menyelam.
Piranha
Merupakan
hewan yang cukup buas dan memangsa dalam kawanan. Piranha tertarik dengan bau
darah, dan biasanya menyerang hewan yang lemah. Piranha juga menyerang ke
permukaan, seperti menggigit tangan yang dicelupkan ke dalam air.